Komponen
Aset itu adalah nilai dari sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan. Yang dapat dimasukkan ke dalam kolom asset salah satunya adalah gedung atau bangunan. Jadi kalau suatu perusahaan memiliki gedung senilai satu miliar rupiah, maka asset yang dihitung adalah satu miliar rupiah itu. Selain gedung, yang bisa dihitung sebagai asset bisa termasuk: merk dagang, paten teknologi, uang kas, mobil, dll.[1]
Aset atau aktiva dipahami sebagai harta total. Namun biasanya untuk keperluan analisis dirinci menjadi beberapa kategori, seperti:
- Aset lancar
- Investasi jangka panjang
- Aset tetap
- Aset tidak berwujud
- Aset pajak tangguhan
- Aset lain
Daftar aset atau aktiva di dalam neraca disusun menurut tingkat likuiditasnya, mulai dari yang paling likuid hingga yang tidak likuid.
Aktiva pada neraca disajikan pada sisi kanan secara berurutan dari atas ke bawah. Penyusunan neraca dimulai dari yang paling likuid (lancar), yaitu mulai dari aktiva lancar, aktiva tetap dan seterusnya. Komponen aktiva lancar menurut Kasmir sebagai beriktu: “kas, surat-surat berharga, piutang, persediaan, dan sebagainya” (2008:31) Komponen aktiva tetap menurut Kasmir sebagai berikut: “Tanah, bangunan, mesin, kendaraan, peralatan, dan lainnya” (2008:32) Berdasarkan teori diatas aktiva disusun secara berurutan dari mulai yang likuid sampai yang kurang likuid atau yang gampang dengan mudah diuangkan.
Penggunaan
Bagi manajemen, di dalam membaca neraca, nilai aset perlu dicermati karena menjadi dasar pengukuran prestasi keuangan perusahaan. Ukuran ini menjadi pembanding prestasi sesuatu perusahaan dengan prestasi perusahaan yang lain dalam hal yang sama, apakah lebih baik atau tidak, sehingga dapat menjadi dasar keputusan manajemen untuk mempertahankan atau meningkatkannya.
Efisiensi penggunaan aset
Salah satu ukuran yang menyangkut aset atau aktiva adalah angka rasio penjualan/total aset, yang dinyatakan sebagai persentase. Asumsinya, semakin besar penjualan yang diwujudkan, semakin efisien penggunaan aset seluruhnya. Angka penjualan diambil dari laporan laba-rugi, sedang angka total aset berasal dari neraca. Dalam hal ini rasio dari tahun terakhir dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Optimalisasi laba
Ukuran yang lain menyangkut profitabilitas, yaitu angka laba harta atau laba investasi, yang berasal dari perbandingan angka laba (dipetik dari laporan laba rugi) dan total harta atau total aset, yang nilainya sama dengan istilah total investasi (dipetik dari neraca).
Asumsinya, manajemen adalah penanggungjawab atas pemeliharaan dan pemanfaatan seluruh harta yang digunakan perusahaan, maka manajemen bertanggungjawab atas upaya optimalisasi laba yang dihasilkan dari seluruh harta itu.
sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Aset
0 komentar:
Post a Comment