Begitu banyak macam sifat dan
karakteristik setiap orang. Dan mereka yang memiliki sifat dan karakteristik
kepribadian yang berbeda, ternyata bisa bersatu dengan orang lain yang juga
berbeda. Begitulah kami, kami ber-lima tidak mungkin memiliki sifat yang sama,
namun kami bisa saling menerima segala kekurangan kami dan melengkapinya dengan
kelebihan yang ada. Begitulah yang dinamakan sahabat.
Saya dengan 4 teman saya yang lain
yaitu yosi, umi, annisa dan riyan pertama kali bertemu yaitu pada saat semester
pertama jenjang kuliah kami di Universitas Gunadarma. Dengan modal perkenalan
biasa, hingga kami menamakan diri kami dengan sebutan "Kutil". Nama tersebut muncul karena temn saya, Yosi sering memanggil kami dengan nama tersebut. Kini kami telah menginjak semester
ke-5 dan kami tetap bersahabat. Walaupun kini saya terpisah kelas dengan mereka,
di tiap ada kesempatan untuk berkumpul, kami pun meluangkan waktu untuk
berkumpul dan jalan-jalan.
Pada pertengahan bulan agustus tahun
2014 lalu, kami berlima berlibur ke Yogyakarta. Sebelumnya kami telah
merencanakan liburan ini selama 6bulan dan selama itu juga kami menabung untuk
rencana liburan ini.
Dengan niat untuk memanfaatkan
liburan dengan mengunjungi semua tempat yang asyik di Yogyakarta, kami
menghemat ongkos perjalanan kesana dan pulang yaitu dengan menaiki kereta api
dengan kelas ekonomi seharga Rp. 50.000 untuk satu kali perjalanan dan kami juga mencari
tempat penginapan yang murah di dekat Malioboro.
Sampai di stasiun Lempuyangan kami
bertujuan untuk pergi ke rumah salah satu teman kami Yosi yang memiliki
keluarga di Yogyakarta. Untuk dapat sampai ke rumah tersebut dari stasiun
Lempuyangan, kami harus menaiki ojek/becak menuju halte Trans Jogja. Setelah
naik Trans Jogja, kami turun disebuah halte akhir dan harus melanjutkan
perjalanan lagi dengan menaiki sebuah bus. Cukup melelahkan memang. Tapi setelah
sampai dirumah keluarga Yosi, kelelahan kami terbayar dengan keramahan dan
suguhan-suguhan manis ala Yogyakarta.
Kami menginap satu malam di rumah
keluarga Yosi dan keesokan harinya baru kami menginap di hotel yang sudah kami
pesan satu bulan sebelumnya.
Sampai dirumah pada pagi hari dan karena
kami tidak mau berlibur dengan hanya bermalas-malasan, siangnya kami pergi ke
Candi Borobudur. Dari rumah ke Borobudur hanya cukup melakukan satu kali
perjalanan saja yaitu dengan bus. Memang bus tidak berhenti tepat didepan
Borobudur, namun kami harus melewati jalan yang kanan-kirinya berisi jajanan
dan oleh-oleh khas Yogyakarta. Sekali lagi memang cukup melelahkan, tapi
semuanya terbayar kembali dengan keindahan Candi Borobudur. Tidak ingin
melewatkan momen-momen indah di Candi Borobudur, kami pun berfoto, bahkan
berfoto dengan beberapa turis yang sedang berada disana. Benar-benar
menyenangkan.
Esok harinya kami merencanakan
bermain air ke Goa Pindul dan ke berbagai pantai di Gunung Kidul. Memang cukup
jauh menuju ketempat tersebut bahkan jika tidak memiliki kendaraan pribadi akan
sulit untuk menjangkaunya.
Di Goa Pindul kami melakukan cave
tubing yaitu mengelilingi sungai yang melintasi sebuah Goa yang indah yang
dimana didalam Goa tersebut terdapat banyak batu stalaktit yang tersusun sedemikian
mungkin dan membentuk sebuah keindahan alami. Air disungainya pun berwarna
hijau bersih.
Sekitar 45menit kami selesai cave
tubing dan membersihkan diri kemudian kami langsung pergi ke pantai di Gunung
Kidul. Belum sampai dilokasi, kami sudah mendengar suara ombak yang bersautan. Merupakan
suara yang indah.
Kami memutuskan untuk mengunjungi
pantai Sepanjang dan pantai Indrayanti. Sampai dipantai kami benar-benar
ditakjubkan oleh pemandangan laut yang indah. Pantai Sepanjang meiliki pasir
berwarna putih bersih dan pada saat itu pengunjung hanya kami berlima. Laut
serasa milik kami. Kami pun berfoto dan berfoto lagi untuk mengabadikan liburan
ini.
Hari berikutnya kami pergi ke Taman
Sari dan Candi Prambanan. Hari tersebut merupakan hari yang benar-benar melelahkan
dan mengasyikan. Kami juga pergi berkuliner ke sebuah tempat makan unik yaitu “House
Of Raminten”. Memang benar-benar unik, karena suasana tempat makan menggunakan
adat jawa dan para pelayannya menggunakan baju adat jawa. Menu makanan dan
minumannya juga tidak kalah fantastis.
Malam sebelum pulang kami berencana
untuk membeli oleh-oleh di Malioboro. Benar, tidak afdol rasanya jika ke
Yogyakarta tanpa belanja di Malioboro.
Yogyakarta memberi pengalaman yang
tidak akan terlupakan bagi saya. Jika ada waktu untuk berlibur lagi, saya ingin
mengunjungi Yogyakarta sekali lagi.
0 komentar:
Post a Comment